Jumat, 12 November 2010

SYAIR SUFISME"nafsu"

Engkau ciptakan Firaun, Haman dan Qarun Mereka adalah sebesar-besar penderhaka terhadap-Mu Namun Engkau kurniakan dunia seluruhnya kepada mereka Itulah tandanya Dunia ini tidak melebihi sebelah sayap nyamuk pada sisi-Mu Tapi nafsu kami masih juga terliur Melihat keagungan Firaun, kepintaran Haman dan kekayaan Qarun Nafsu kami masih inginkan Sayap nyamuk yang sebelah itu. Nafsu sangat sabar menyembunyikan laparnya Sesekali ia menghantar isyarat Jika Engkau menjawab ia akan bangun Di kala itu Engkau akan tertawan. Nafsu umpama sebuah kenderaan Enjinnya ialah tamak Rodanya ialah dengki dan khianat Seteringnya ialah tipudaya Bila kenderaan ini berjalan Ia meninggalkan asap kotor di belakang Tetapi si pemandu asyik memandang ke hadapan Tidak pernah melihat pencemaran yang ditinggalkan. Nafsu adalah sebahagian daripada dirimu Ia boleh diam dan tidur tetapi tidak berputus asa Perlulah engkau sentiasa berwaspada.

SYAIR SUFISME"penyerahan"

Engkau berdiri dengan sendiri Engkau mutlak tiada yang lain mampu mempengaruhi-Mu. Engkau Maha Perkasa Engkau kembangkan payung keperkasaan-Mu melindungi yang lemah dan tidak berdaya

akulah yang lemah dan tidak berdaya itu di bawah paying keperkasaan-Mu daku bernaung Engkau sekali-kali tidak akan menolak para hamba yang menyerah diri kepada-Mu. Alangkah mudahnya bila segala sesuatu diserahkan kepada-Mu dan yakin Engkau menerimanya Engkau tidak pernah letih atau lalai tidak mengantuk tidak tidur tidak bosan menguruskan hal hamba- hamba-Mu. Wahai Pelindung diriku penyerahan adalah kelapangan penyerahan adalah kedamaian penyerahan adalah Kesejahteraan. Wahai Pelindung diriku penuhilah hatiku dengan yakin agar sekaliannya kembali kepada-Mu tanpa sebarang sisa pada diriku. Engkau gemar mendengar tutur-kata hamba-hamba-Mu Engkau tidak jemu mendengar daku membebel tiap ucapanku Engkau jawab dengan kelembutan-Mu wahai al-Latiff kami para hamba sangat Engkau manjai dengan kemaha-lembutan-Mu.

SYAIR SYUFI"penglihatan"

Daku menyaksikan Engkau jualah yang berbuat segala-galanya Engkau hadir dalam terang dan menyamar Sering daku terpedaya oleh penyamaran-Mu.
Daku panjatkan doa Angkatkan tabir hijab Agar daku sentiasa melihat-Mu Tatkala Engkau hadir dalam nyata atau menyamar Tetapkan penglihatanku kepada-Mu Ambillah pandangan majazi ini Kurniakan daku Cahaya Mu sebagai penglihatan Agar tidak ada yang daku pandang Melainkan Engkau jua yang kelihatan.

Kamis, 11 November 2010

SYAIR SUFI"ujian"

UJIAN



Ada yang mengatakan ujian adalah kesusahan

pada tubuh badan kesusahan pada jiwa

apa untungnya Allah menyusahkan jasad dan jiwa

bukankah ia tidak menambahkan keagungan dan kemuliaan-Nya

apalagi Dia Maha Mengasihani Maha Sopan-santun



Pandanglah ujian dengan hatimu

ujian adalah perbuatan Tuhanmu

bukan untuk menghancurkan

tetapi untuk meneguhkanmu

bila kamu memperolehi keteguhan baru

kamu menjadi pilihan bila sudah lulus dan dipilih

Dia bangga memperkenalkan kamu kepada makhluk-Nya

keteguhan kamu melintasi ujian

menjadi dalil pilihan-Nya

adalah tepat inilah keadilan-Nya.....



Ujian ditujukan kepada rohani

bukan kepada jasad atau jiwa

Tujuannya untuk mengukur tauhid

bukan sekedar untuk kesabaran.



Apakah nilai sabar tanpa tauhid

bukankah sabar juga bersama si kafir.

Ujian yang diterima dengan iman

Akan meneguhkan tauhid

menambahkan kekuatan pandangan hati

tidak berkelip memandang kepada Tuhan

sehingga kepedihan ujian menjadi kemanisan.

Ujian adalah pentas sandiwara

mempamerkan kebijaksanaan Tuan Pengarah

bila engkau diberi watak menderita

hingga berjaya membuat penonton menangis

ketahuilah engkau adalah pelaku penting

diasuh untuk menjadi bintang

bakal menerima ganjaran lumayan.



Apabila engkau menjadi pelakunya

apa bedanya watak gembira

dengan watak duka

CERITA di tangan Tuan Pengarah...

Rabu, 10 November 2010

SYAIR SUFI"suluk dalam perahu"

Inilah gerangan suatu madah mengarangkan syair terlalu indah,membetuli jalan tempat berpindah,
di sanalah i’tikat diperbetuli sudah Wahai muda kenali dirimu,
ialah perahu tamsil tubuhmu,tiadalah berapa lama hidupmu,ke akhirat jua kekal diammu.. Hai muda arif-budiman,hasilkan kemudi dengan pedoman,alat perahumu jua kerjakan,itulah jalan membetuli insan.
Perteguh jua alat perahumu,hasilkan bekal air dan kayu,dayung pengayuh taruh di situ,supaya laju perahumu itu Sudahlah hasil kayu dan ayar,
angkatlah pula sauh dan layar,pada beras bekal jantanlah taksir,niscaya sempurna jalan yang kabir.
Perteguh jua alat perahumu,muaranya sempit tempatmu lalu,banyaklah di sana ikan dan hiu,menanti perahumu lalu dari situ.
Muaranya dalam, ikanpun banyak,di sanalah perahu karam dan rusak,karangnya tajam seperti tombakke atas pasir kamu tersesak. Ketahui olehmu hai anak dagangriaknya rencam ombaknya karangikanpun banyak datang menyaranghendak membawa ke tengah sawang.
Muaranya itu terlalu sempit,di manakan lalu sampan dan rakitjikalau ada pedoman dikapit,sempurnalah jalan terlalu ba’id.
Baiklah perahu engkau perteguh,hasilkan pendapat dengan tali sauh,anginnya keras ombaknya cabuh,pulaunya jauh tempat berlabuh.
Lengkapkan pendarat dan tali sauh,derasmu banyak bertemu musuh,selebu rencam ombaknya cabuh,La ilaha illallahu akan tali yang teguh.
Barang siapa bergantung di situ,teduhlah selebu yang rencam itupedoman betuli perahumu laju,selamat engkau ke pulau itu.
La ilaha illallahu jua yang engkau ikut,di laut keras dan topan ribut,hiu dan paus di belakang menurut,pertetaplah kemudi jangan terkejut.
Laut Silan terlalu dalam,di sanalah perahu rusak dan karam,sungguhpun banyak di sanamenyelam,larang mendapat permata nilam.
Laut Silan wahid al kahhar,riaknya rencam ombaknya besar,anginnya songsongan membeloksengkarperbaik kemudi jangan berkisar.
Itulah laut yang maha indah,ke sanalah kita semuanya berpindah,hasilkan bekal kayu dan juadahselamatlah engkau sempurnamusyahadah. Silan itu ombaknya kisah,banyaklah akan ke sana berpindah,topan dan ribut terlalu ‘azamah, perbetuli pedoman jangan berubah.
Laut Kulzum terlalu dalam,ombaknya muhit pada sekalian alambanyaklah di sana rusak dan karam,perbaiki na ’am, siang dan malam. Ingati sungguh siang dan malam,lautnya deras bertambah dalam,anginpun keras, ombaknya rencam,ingati perahu jangan tenggelam.
Jikalau engkau ingati sungguh,angin yang keras menjadi teduhtambahan selalu tetap yang cabuhselamat engkau ke pulau itu berlabuh. Sampailah ahad dengan masanya,datanglah angin dengan paksanya,belajar perahu sidang budimannya,berlayar itu dengan kelengkapannya. Wujud Allah nama perahunya,ilmu Allah akan [dayungnya]iman Allah nama kemudinya,“yakin akan Allah ” nama pawangnya. “Taharat dan istinja’” nama lantainya, “kufur dan masiat ” air ruangnya, tawakkul akan Allah jurubatunyatauhid itu akan sauhnya.
Salat akan nabi tali bubutannya,istigfar Allah akan layarnya,“Allahu Akbar ” nama anginnya, subhan Allah akan lajunya. “Wallahu a’lam” nama rantaunya, “iradat Allah ” nama bandarnya, “kudrat Allah ” nama labuhannya, “surga jannat an naim nama negerinya. Karangan ini suatu madah,mengarangkan syair tempatberpindah,di dalam dunia janganlah tam’ah, di dalam kubur berkhalwat sudah.
Kenali dirimu di dalam kubur,badan seorang hanya tersungkurdengan siapa lawan bertutur?di balik papan badan terhancur.
Di dalam dunia banyaklah mamang,ke akhirat jua tempatmu pulang,janganlah disusahi emas dan uang,itulah membawa badan terbuang.
Tuntuti ilmu jangan kepalang,di dalam kubur terbaring seorang,Munkar wa Nakir ke sana datang,menanyakan jikalau ada engkausembahyang. Tongkatnya lekat tiada terhisab,badanmu remuk siksa dan azab,akalmu itu hilang dan lenyap,(baris ini tidak terbaca) Munkar wa Nakir bukan kepalang,suaranya merdu bertambah garang,tongkatnya besar terlalu panjang,cabuknya banyak tiada terbilang. Kenali dirimu, hai anak dagang!di balik papan tidur telentang,kelam dan dingin bukan kepalang,dengan siapa lawan berbincang? La ilaha illallahu itulah firman,Tuhan itulah pergantungan alamsekalian,iman tersurat pada hati insap,siang dan malam jangan dilalaikan. La ilaha illallahu itu terlalu nyata,tauhid ma’rifat semata-mata, memandang yang gaib semuanyarata,lenyapkan ke sana sekalian kita. La ilaha illallahu itu janganlahkaupermudah-mudah,sekalian makhluk ke sana berpindah,da’im dan ka ’im jangan berubah, khalak di sana dengan La ilahaillallahu. La ilaha illallahu itu jangankaulalaikan,siang dan malam jangan kausunyikan,selama hidup juga engkau pakaikan,Allah dan rasul juga yang menyampaikan. La ilaha illallahu itu kata yang teguh,memadamkan cahaya sekalian rusuh,jin dan syaitan sekalian musuh,hendak membawa dia bersungguh-sungguh. La ilaha illallahu itu kesudahan kata,tauhid ma’rifat semata-mata. hapuskan hendak sekalian perkara,hamba dan Tuhan tiada berbeda. La ilaha illallahu itu tempat mengintai,medan yang kadim tempat berdamai,wujud Allah terlalu bitai,siang dan malam jangan bercerai. La ilaha illallahu itu tempatmusyahadah,menyatakan tauhid jangan berubah,sempurnalah jalan iman yang mudah,pertemuan Tuhan terlalu susah.
~ Hamzah Fansuri

Selasa, 09 November 2010

SAIR SUFI"ke esaanmu"

Diriku telah hilang ghaib di dalam gua yang dalam gelap gulita puasku mencarinya namun tidak ku temui,
sesekali gelibatnya melintasi di hadapan ku,
bila aku coba memegang dia kembali menghalang. Wahai Yang Maha Melihat lihatlah betapa kasih aku kepada diriku bila Engkau memisahkan daku daripadanya masih juga daku mencari-carinya.
Wahai Pelindung diriku selamatkan daku daripada fitnah diriku sendiri janganlah Engkau lepaskan daku kepada sesuatu selain-Mu walau sekelip mata jua,
ikatkan daku dengan rantai ubudiah sepanjang hayatku agar Engkau sentiasa esa tiada sesuatu menggangu keesaan- Mu.

SYAIR SUFI(keraguan)


Engkau ajukan pertanyaan: mengapa fikiranmu bersimpang siur mengapa dukacita tidak terlepas daripadamu.
Wahai Pelindung diriku apabila aku mendatangi Mu dengan diriku aku kecundang fikiranku tidak bisa menjurus jiwaku tidak bias tenang keraguan tidak terpisah dari diriku. Pengalaman ini membuatku mengerti mengenali Mu bukanlah dengan diriku pengenalan Mu adalah dengan Diri Mu. Cahaya Mu yang menyatukan segala fikiran cahaya Mu yang membakar segala kerisauan. Daku bukakan hatiku sambil memohon: wahai ar-Rahman! penuhilah hatiku dengan cahaya Mu tanpa cahaya Mu mana mungkin daku melihat Mu.

SAYAP RAHMANI MU(kahlil Gibran)

Wahai yang tidak aku kenali ku panjat gunung yang tinggi sangkaku Engkau berada di puncaknya namun tidak ku temui Engkau di sana. Lalu aku terjun dari puncak gunung jika Engkau ada pasti Engkau tidak membiarkan daku. Tangan Kudrat Iradat-Mu menyambar ku aku terbang dengan sayap Rahmani- Mu mengembara ke seluruh alam maya namun tidak ku temui Engkau di dalam alam. Hatiku mengatakan Engkau ada lalu aku keluar daripada alam dan aku terjun ke dalam hatiku. Di sana aku temui kebodohanku bodohnya aku menyangka akulah Aku sedangkan Dia jualah Aku dan aku tiada beserta Dia. Bila aku tiada beserta Dia tinggallah Dia sendirian rindulah Dia kepada diriku lalu Dia terjun ke dalam hatinya di sana Dia berjumpa Aku Aku menyambutnya dengan tersenyum. Aku dan Dia Dia dan Aku bukan dua dan bukan Satu satu masih berbentuk masih berjarak titik atas dengan bawah sedangkan Aku dan Dia tiada antara bukan juga titik yang halus titik yang halus masih menempati ruang sedangkan Aku dan Dia tiada rupa tiada bentuk tiada ruang tiada zaman. Aku adalah Dia Dia adalah Aku tiada beza antara Aku dan Dia bila aku cuba mengenali Dia aku tidak kenal lagi diriku aku tidak kenal lagi diri Dia bila dia cuba mengenali diriku dia tidak kenal lagi dirinya dia tidak kenal lagi diriku. Tiada lagi kenyataan tiada juga keghaiban. Pengenalan sebenar adalah tidak kenal pengetahuan sebenar adalah tidak tahu. Aku adalah rahsia Dia Dia adalah rahsia Aku usah diganggu rahsia ini.

kbesaranmu

satrioedan2

Senin, 08 November 2010

RAHASIA


Engkau ajukan pertanyaan: mengapa fikiranmu bersimpang siur mengapa dukacita tidak terlepas daripadamu. Wahai Pelindung diriku apabila aku mendatangi Mu dengan diriku aku kecundang fikiranku tidak bisa menjurus jiwaku tidak bias tenang keraguan tidak terpisah dari diriku. Pengalaman ini membuatku mengerti mengenali Mu bukanlah dengan diriku pengenalan Mu adalah dengan Diri Mu. Cahaya Mu yang menyatukan segala fikiran cahaya Mu yang membakar segala kerisauan. Daku bukakan hatiku sambil memohon: wahai ar-Rahman! penuhilah hatiku dengan cahaya Mu tanpa cahaya Mu mana mungkin daku melihat Mu. 7: RAHSIA Bagaimana hendak ku serahkan zat rahsiaku kepada-Mu? ini adalah persoalan besar. Engkau ucapkan: katakanlah: Roh adalah urusan Tuhanku. Rahsia adalah rahsia mana boleh diterka hanya daku perlu meyakini ia adalah urusan Tuhanku mengapa aku cuba memikul urusan Tuhan serahkan hak Tuhan kepada Tuhan.. Wahai Tuhanku Engkau mengetahui zat rahsiaku daku sendiri tidak mengetahuinya
tanpa pengetahuanku tentangnya daku serahkannya kepada Mu terimalah, terimalah, terimalah daku tidak heran bagaimana Engkau menerima zat rahsiaku kerana Engkau yang paling rahsia Pemilik segala rahsia.

KAHLIL GIBRAN


Daku terbang dengan sayap Rahmani Mu Menggalas ilmu di atas belakang Agar daku tidak se
sat di jalanan Tapi ilmu ini amat membebankan daku Hingga daku tidak terdaya terbang tinggi Izinkan daku mencampakkan ilmu ke bumi Biar sayap Rahmani Mu sendiri membawa ku pergi Sesuka dan semahu Mu. Engkau ciptakan daku hanya untuk Mu Maksud dan tujuan ku hanyalah Engkau Sampaikan daku kepada tujuan penciptaan dan matlamat ku.