Sabtu, 30 Juni 2012

Jalaluddin Rumi"Doa Cinta Pengantin"

puisi jalaludin rumi







Doa Cinta Pengantin

by:Jalaluddin Rumi

Ya Allah,

Andai Kau berkenan, limpahkanlah rasa cinta kepada kami,

Yang Kau jadikan pengikat rindu Rasulullah dan Khadijah Al Qubro

Yang Kau jadikan mata air kasih sayang

Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az Zahra

Yang Kau jadikan penghias keluarga Nabi-Mu yang suci.



Ya Allah,

Andai semua itu tak layak bagi kami,

Maka cukupkanlah permohonan kami dengan ridlo-Mu

Jadikanlah kami Suami & Istri yang saling mencintai di kala dekat,

Saling menjaga kehormatan dikala jauh,

Saling menghibur dikala duka,

Saling mengingatkan dikala bahagia,

Saling mendoakan dalam kebaikan dan ketaqwaan,

Serta saling menyempurnakan dalam peribadatan.



Ya Allah,

Sempurnakanlah kebahagiaan kami

Dengan menjadikan perkawinan kami ini sebagai ibadah kepada-Mu

Dan bukti ketaatan kami kepada sunnah Rasul-Mu. Amin..

Kata kata lembut yang kita bisikkan pada pasangan kita

Tersimpan disuatu tempat rahasia di Surga

Pada suatu hari, mereka aka berjatuhan bagaikan hujan, lalu tersebar

Dan misteri cinta kita akan tumbuh bersemi

Disegala penjuru bumi

Kahlil gibran"Jalan cinta"

Jalan cinta

by:Kahlil gibran









Untuk anak-anakku,

Yang sedang bertanya-tanya

Tentang masa depan yang tersembunyi dan terbayang begitu jauh

Berharap-harap tentang hidup yang sedang dan akan dihadapinya

Anak-anakku,

yang sedang mencari keyakinan jiwa

Terhadap jiwa lain yang menjadi pasangan jiwanya



Anak-anakku,

Yang sedang gelisah

Menjalani hidup yang penuh ketidakpastian

Dan godaan-godaan yang memberatkan

Anak-anakku,

Yang semakin dewasa

Dan penuh dengan beban tanggungjawab kehidupan

Aku berdoa untuk kalian



Ya Allah,

Karuniakanlah kebajikan dan keteguhan hati kepada mereka

Jiwa-jiwa yang sedang tumbuh dewasa

Bersihkanlah jiwa mereka

Masukkanlah mereka dalam lindunganMu dan pemeliharaanMu



Anakku,

Pada mulanya engkau dan dia bertemu dalam ketidaksengajaan

Karena sejak mulanya adalah engkau dan dia dipertemukan

Oleh Tangan Gaib yang mengatur kehidupan

Dan sejak engkau bertemu lelaki bermata kuat

Dengan tatapannya yang tajam

Ada yang tersentak dari dalam dadamu

Engkau sering menyendiri duduk dalam gelap

bersenandung nyanyian kasmaran

Dan tersenyum entah untuk siapa

Nampaknya engkau tengah mabuk kepayang

memahat langit dengan angan-angan

mengukir malam dengan bayang-bayang

Jangan hanya diam engkau simpan dalam duduk termenung

Malam yang engkau sapa lewat tanpa jawab



Bersikaplah jujur dan terbuka

Tumpahkanlah perasaan yang sarat dengan cinta yang panas bergelora

Barangkali takdir tengah bicara

datang seorang lelaki diperuntukkan buatmu

Dan pandangan matanya memang khusus buatmu

Mengapa engkau harus sembunyi dari kenyataan



Cinta kasih sejati kadang datang tak terduga

Bergegaslah bangun dari mimpi

Atau engkau akan kehilangan keindahan yang tengah engkau genggam

Anggap saja takdir tengah bicara

Ia datang dari langit buatmu dan pandangan matanya khusus buatmu



Engkau akan segera menyadari

Keadaannya tidaklah jauh berbeda

Takdir tengah bicara kepadanya

Ada yang tersentak dari dalam dadanya

Sejak ia bertemu denganmu gadis bermata lembut

Dan tatapanmu yang sejuk

Ia mengasingkan diri dari keriuhan

Merenungi keajaiban ruhaniah yang menggetarkan jiwanya

Bermalam-malam lewat tanpa jawab

Berharap-harap ia bertemu lagi denganmu

Menyusun angan-angan duduk berdua di bawah pohon cemara

Dan bercerita tentang sepasang burung yang bercumbu di atas dahan

Ia menyematkan kembang di rambut telinga kananmu



Lalu waktu yang engkau dan dia bayangkan pun tiba

Engkau bertemu dengannya berdiri di dekat duduknya

Tetapi ia hanya duduk terdiam

Engkaupun hanya berdiri terpaku berharap-harap

Ia berdiri mendekat ke hadapanmu dan menyapamu

Angin dan daunan dan waktu bercanda menunggu

Tetapi engkau dan dia tidak beranjak menyambut suara alam

Yang mengabarkan harapanmu terhadapnya

Dan mengabarkan hasratnya terhadapmu

Keraguanlah yang menyelimuti langkahmu

Engkau ragu keliru memahami pandangan matanya

Ketakutanlah yang menyelubungi langkahnya

Ia takut menemui kenyataanmu yang berbeda

Waktu berlalu dan engkau dan dia berlalu



Sejak ia berlalu dari hadapanmu

Sepi menggelayut di dalam dadamu dan rindu bayang-bayangnya

Sejak engkau berlalu dari hadapannya

Di dadanya bergelayut sepi dan rindu bayang-bayangmu

Engkau dan dia memang tidak seperti kanak-kanak lagi

Kanak-kanak tidak pandai berdusta apalagi terhadap perasaan di dada

Kanak-kanak yang begitu jujur tentang apa yang disukainya atau dibencinya

Dan disampaikannya dengan tanpa beban

Sedang engkau menyembunyikan darinya

Perasaanmu yang bergelora

Dan dia menyembunyikan darimu

Hasratnya yang membara

Kedua-duanya bersembunyi dibalik harga diri

Mengapa engkau dan dia tidak bersegera mengikuti panggilan jiwa

Yang disatukan Tangan Gaib dalam cinta

Anugerah yang mengejawantah dalam dirimu dan dirinya

Pabila cinta telah memanggilmu ikutilah jalannya

Meski dibalik sayapnya yang anggun

Tersimpan pedang tajam melukaimu

Yakinlah anugerah gaibNya akan membimbing engkau dan dia

Dalam perjalanan yang menggembirakan betapa pun jauhnya

Apabila anugerah cinta telah melingkupi jiwamu dan jiwanya

Maka atas kehendakNya engkau dan dia akan dipertemukan

Betapapun engkau tidak menginginkan

Atau dia tidak menghendaki

Apabila hanya hasrat dan gelora nafsu yang melingkupi jiwamu dan jiwanya



Maka atas kehendakNya engkau dan dia akan dipisahkan

Betapapun engkau ingin menemukannya

Atau dia ingin menemukanmu

Sesungguhnya atas kehendakNyalah engkau dan dia dipertemukan atau

dipisahkanya.

Nampaknya kegelisahanmu dan hasratnya

Hendak dipertemukan olehNya dalam cinta

Sehingga waktu membuatmu sering berhadapan dengannya

Dan ruang sering menempatkannya di dekatmu

Lalu engkau dan dia menjadi lebih mudah berbicara

Dan mendekatkan jiwamu dengan jiwanya

Sampai tiba waktu yang engkau dan dia tunggu

Benih yang dianugerahkan untukmu dan untuknya

Telah mulai bersemi dan tumbuh sebagai pohon cinta dengan cepatnya

Kalian menjadi sepasang kekasih yang saling mengikat janji setia

Sepasang kekasih saling menumpahkan perasaan

Mengikat waktu dengan memadu rindu

Saling bercerita tentang kegembiraan

Saling bercerita tentang kesedihan

Saling membagi tentang harapan dan beban

Memupuk pohon cinta dengan terbuka

Kepercayaan dan keikhlasan tentang hidup yang nampak atau tersembunyi

Memberikan dengan segala kerelaan kesempatan dan dukungan

Meminta dengan lembut pembelaan dan perlindungan

Memberikan pengertian dengan sepenuh hati dan pikiran

Sepasang kekasih saling menjaga dan memelihara

Karena ada kalanya di tengah waktu

Datang masa-masa yang mengganggu dan membingungkan

Menjadi masalah dan kemarahan

Lalu seperti kanak-kanak kalian saling membenci

Tentang keadaannya yang tidak engkau inginkan

Tentang keadaanmu yang tidak dia inginkan

Lalu seperti kanak-kanak kalian saling berdiam

Tentang ketidakmengertiannya terhadap keinginanmu

Tentang ketidakmengertianmu terhadap keinginannya

Anugerah cinta, harapan dan kedewasaan yang membimbing kalian

Membawamu kembali mendekat kepadanya

Membawanya kembali mendekat kepadamu

Lalu kalian saling bercerita

Tentang pemeliharaan dan penjagaan sepasang kekasih

Lalu kalian saling mengingatkan tentang pohon cinta yang kalian

ikrarkan.



Di sepanjang perjalanan selalu datang kabut

Mengaburkan pandangan dan menghalangi tujuan hidup

Kekuatanmu dan kekuatannya dan anugerah cinta yang dapat

membersihkannya

Maka hanya kepadaNya berlindung dan berserah diri

Sepasang kekasih memohon penjagaan dan pemeliharaan

Sepasang kekasih memohon limpahan kasih sayang

Pohon cinta tumbuh subur dan semakin dewasa

Akarnya semakin kuat dan pokoknya semakin kokoh

Daunnya semakin rimbun meneduhi

Pohon dewasa yang siap berbunga dan berbuah

Dalam jiwamu mulai tumbuh perasaan-perasaan baru

Tentang tujuan dan harapan pohon cinta

Akankah ini berbunga dan berbuah dengan lebatnya

Engkau menjadi putik benih bagi hidup baru

Dan dia menjadi sari menghidupkan benih

Dalam jiwanya mulai tumbuh gagasan-gagasan baru

Tentang kedewasaan pohon cinta dan tujuan dan harapannya

Akankah ini berbunga dan berbuah dengan lebatnya

Akankah dia menikmatinya bermusim-musim

Malam-malam berlalu tanpa jawab

Kegelisahanmu dan kegundahannya dipertemukan dalam diam

Engkau tidak tahu bagaimana memulai kata ungkapan tentang perasaanmu

yang baru

Dia tidak tahu bagaimana menceritakan gagasannya yang baru

Kedewasaanmu dan kedewasaannya mendapat ujian

Menghadapi kenyataan dengan terbuka dan jujur



Bermalam-malam berlalu dengan doa

Engkau dan dia berdoa



Ya Allah,

Bersihkanlah diriku, jernihkanlah pikiranku, beningkanlah hatiku

Tunjukkanlah kepadaku keyakinan yang benar

Pilihkanlah bagiku asal yang baik dan akhir yang baik

Sampai tiba waktunya

Engkau dan dia dikuatkan

Saling membuka dan bercerita tentang hal yang sama

Dan kalian saling tertawa tentang kekakuan beberapa masa sebelumnya

Kalian saling memantapkan harapan dan tujuan

Kalian saling mengingatkan tanggungjawab dan kenyataan hidup

Kalian saling setuju hidup bersekutu

Maka atas KehendakNYa kalian dipersatukan

Atas NamaNya kalian menjadi Suami Istri dengan kasih sayang

Berjanji saling menjaga dan mengingatkan tentang kebaikan

Saling melindungi dan mendukung dalam kehidupan

Dan hidup menjadi lebih nyata dan membahagiakan

Begitulah kalian menjalani hidup bersekutu

Bulan-bulan berlimpah kegembiraan dan kesenangan

Memadu kasih dengan bahagia tanpa kesedihan dan kegelisahan

Seolah-olah hanya kalian berdua yang ada di dunia

Lalu waktu berjalan semakin panjang

Dan hidup menjadi semakin nyata

Keriuhan dan gejolak hidup menampakkan wujudnya

Engkau mengandung anakmu yang pertama

Lalu seperti mendapat jiwa lain bersemayam dalam tubuhmu

Engkau dan dia merasakan ikatan yang batin

Suamimu bergembira dan menjadi semakin dewasa

Sembilan bulan engkau menjaga anak dalam kandunganmu

Dengan susah payah yang bertumpuk

Ada kalanya engkau menyimpan marah dan kesal

Ada kalanya engkau begitu gembira dan bahagia

Penuh syukur dan doa kepadaNya

Ketika tiba saatnya



Beban kandungan semakin memuncak

Punggungmu semakin berat dan payah

Pinggangmu semakin pegal dan sulit bernapas

Anakmu mengabarkan waktunya semakin dekat

Dan engkau melahirkannya dengan kesulitan dan berat

Antara rasa hidup dan mati yang menyakitkan

Suamimu menjagamu dan menguatkanmu

Ketika suara tangis bayi terdengar

Manusia baru telah lahir di tengah-tengah keluargamu

Dan engkau merasakan kebahagiaan yang tinggi

Memeluk bayi basah begitu merah

Jiwamu penuh dengannya dan jiwanya mengenalimu sebagai ibunya

Udara seperti penuh malaikat-malaikat suci

Menyambut dengan doa kehadiran anakmu

Membisikkan kepadamu harapan-harapan dan janji dari Tuhan

Hidupmu menjadi begitu berharga dan mulia

Dan mendapat tempat istimewa di surgaNya

Engkau menjadi ibu

Suamimu menjadi bapak

Engkaupun mengasuh dan memeliharanya

Dengan kasih sayang yang berlimpah

Jiwamu terikat dengan jiwanya

Air susu yang engkau minumkan kepadanya

Menjadi air jiwa bagi anakmu

Dan kebahagiaannya meminum air susumu

Menjadi tali yang tidak pernah putus bagimu

Kemanapun engkau bepergian

Yang ada dalam hati dan pikiranmu hanyalah wajah mungilnya

Maka bila tiba waktu pulang

Engkau bergegas dan cepat-cepat hendak sampai rumah

Di halaman engkau dengar tangisnya

Ia mencium aroma tubuhmu lewat angin

Hatimu tersayat-sayat penuh dengan rasa rindu bergumpal-gumpal di

dadamu.

Air susumu menetes karenanya

Tidak sabar engkau angkat dan engkau cium wajahnya

Disambutnya engkau dengan senyum dari mulut mungil

Dan mata lucu yang merasa aman pelindungnya telah datang

Diusap-usapnya dengan kedua tangan mungil kulit wajahmu yang lekat di

wajahnya

Seolah-olah dapat dipastikan olehnya halus kulit wajahmu

Matanya semakin berbinar

Mendapati air susumu yang segar dan menyehatkan

Dan hatimu semakin bersinar



Kebahagiaan yang bertumpuk di atas kebahagiaan

Engkau lupakan semua lelah dan payah yang engkau jalani

Menungguinya bermalam-malam tanpa tidur

Ketika merengek ia basah oleh ompol atau kotoran

Ketika menangis ia tengah malam haus atau lapar

Waktu terus berjalan

Engkau melihat anakmu tumbuh berkembang

Belajar berguling dan menengkurapkan tubuhnya

Belajar merangkak dan berjalan

Dan mengucapkan kata-katanya yang pertama

Engkau mengajarinya memanggilmu ibu

Dan memanggil suamimu bapak

Engkau mengajarinya tentang alam

Api itu panas es itu dingin

Obat itu menyembuhkan racun itu mematikan

Engkau mengajarinya makan dan memakai baju

Menyisirkan rambutnya

Sambil bersenandung lagu kesukaannya

Dan menggumam betapa eloknya anakmu

Kesukaanmu kepadanya bertambah-tambah

Ikatanmu terhadapnya semakin kuatnya

Sedikit saja ia luka terjatuh atau tersayat pisau

Engkau begitu khawatirnya

Seolah-olah darah yang tumpah itu adalah darahmu sendiri

Dan kulitmulah yang tersayat atau luka

Begitu sayangnya engkau kepadanya

Sehingga yang engkau ucapkan adalah rasa marah

Yang lalu rasa sedihmu sebab telah memarahinya

Membuatmu menggendongnya dan mengusap lembut lukanya

Dengan obat yang paling lunak tetapi menyembuhkan

Engkau melihat anakmu tumbuh semakin dewasa

Dan menghadapi hidup dengan jalannya sendiri

Engkau semakin kesulitan menghadapinya

Seolah-olah ia tidak dapat mengerti keinginanmu

Dan engkau tidak lagi mengerti keinginannya

Ia hidup dengan teman-temannya sendiri

Berbicara sedikit denganmu dan dengan suamimu

Ia seolah-olah semakin jauh

Engkau bimbang dan gagap menghadapi dunianya yang berubah

Rasa cintamu kepadanya begitu ingin

Mengikatnya dalam rengkuhanmu

Mengamankannya dalam dekapanmu

Menggendong dan mengelus wajahnya seperti ketika ia kecil

Sedang gagasanmu tentang tantangan hidupnya begitu ingin

Membebaskannya melakukan pencarian

Mendukungnya tumbuh dan belajar menghadapi masa depannya

Melepaskannya untuk hidup dalam masanya

Sampai tiba waktunya ia benar-benar menjadi dewasa

Dan memahami duniamu dengan lebih leluasa

Dan engkau memahami dunianya dengan lebih lega

Percaya dan ikhlas tentangnya

Yakin karena engkau telah membimbingnya dengan benar

Maka engkau berdoa untuk anakmu setiap malam dalam sujud



Ya, Allah,

Tunjukkanlah kepada anakku jalan yang benar

Dekatkanlah ia kepada jalanMu

Bimbinglah ia, jagalah ia, lindungilah ia

Berikanlah kepadanya keteguhan dan keyakinan yang kuat

Tabahkanlah ia menghadapi hidup

Dan sabarkanlah kami dan bimbinglah kami orang tuanya



Ya Allah,

Kami berserah diri kepadaMu

Tiba waktu bagi anakmu menemukan kekasihnya

Seperti engkau ketika muda

Engkau begitu ingin melihat kekasihnya

Dililit rasa cemburu karena perhatiannya kepadamu

Tidak lagi seperti dahulu

Ia lebih banyak bersama kekasihnya daripada bersamamu

Dan ketika bersamamu

Ia lebih banyak bercerita tentang kekasihnya daripada tentangmu

Engkau merasa akan tiba waktunya

Dan ketika anakmu menikahi kekasihnya

Waktu pun tiba

Engkau berpisah dengannya

Anakmu menjalani hidup sendiri

Mendiami rumahnya sendiri

Bersama dengan istrinya seperti engkau dahulu

Dan hidupmu seolah-olah kesepian

Waktu terus berputar

Dan kalian berdua menjadi begitu tua

Rambut memutih dan tubuh melemah

Kenangan berjalan satu-satu di depan mata

Engkau menjadi memiliki kesadaran dan memahami

Hidup ini bisa begitu mudah atau rumit

Tergantung bagaimana engkau melihat dan menjalaninya

Sekarang engkau telah tua sehingga engkau melihat

Apa yang dahulunya engkau anggap

Sebagai kerumitan dan kesulitan yang besar

Ternyata hanyalah hal yang sederhana dan mudah saja

Ternyata engkau lahir bukan untuk bersiap-siap menghadapi hidup

Engkau lahir adalah untuk hidup dan menjalani hidup

Engkau lalu menjadi begitu pasrah dan ikhlas

Menerima waktu yang semakin habis

Tubuhmu menjadi sakit dan terbaring di dipan

Anak-anakmu yang dekat maupun yang jauh berdatangan

Berdoa dan memohonkan ampun di samping dipan

Mengantarkanmu memenuhi waktu terakhir

Sampai akhirnya engkau pergi meninggalkan dunia dengan tenang

Anak-anakmu bahagia

Melihatmu tersenyum dengan tenang di saat terakhir

Menandakan keberhasilanmu menjalani hidup

Mereka mendoakan

Hidupmu lebih bahagia dan tenang

Di alam yang lebih kekal

Mereka bangga terhadapmu.

Senin, 25 Juni 2012

kumpulan puisi-puisi mustofa bisri

kumpulan puisi-puisi mustofa bisri















sujud



Bagaimana kau hendak bersujud pasrah

sedang wajahmu yang bersih sumringah

keningmu yang mulia

dan indah begitu pongah

minta sajadah

agar tak menyentuh tanah.



Apakah kau melihatnya

seperti iblis saat menolak menyembah bapakmu

dengan congkak,

tanah hanya patut diinjak,

tempat kencing dan berak

membuang ludah dan dahak

atau paling jauh hanya jadi lahan

pemanjaan nafsu

serakah dan tamak.



Apakah kau lupa

bahwa tanah adalah bapak

dari mana ibumu dilahirkan,

tanah adalah ibu yang menyusuimu

dan memberi makan

tanah adalah kawan yang memelukmu

dalam kesendirian

dalam perjalanan panjang

menuju keabadian.



Singkirkan saja

sajadah mahalmu

ratakan keningmu,

ratakan heningmu,

tanahkan wajahmu,

pasrahkan jiwamu,

biarlah rahmat agung

Allah membelai

dan terbanglah kekasih




Cintamu



bukankah aku sudah mengatakan kepadamu kemarilah
rengkuh aku dengan sepenuh jiwamu
datanglah aku akan berlari menyambutmu
tapi kau terus sibuk dengan dirimu
kalaupun datang kau hanya menciumi pintu rumahku
tanpa meski sekedar melongokku
kau hanya membayangkan dan menggambarkan diriku
lalu kau rayu aku dari kejauhan
kau merayu dan memujaku
bukan untuk mendapatkan cintaku
tapi sekedar memuaskan egomu
kau memarahi mereka
yang berusaha mendekatiku
seolah olah aku sudah menjadi kekasihmu
apakah karena kau cemburu buta
atau takut mereka lebih tulus mencintaiku
Pulanglah ke dirimu
aku tak kemana mana






Bagi Mu



Bagimu kutancapkan kening kebanggaanku pada

rendah tanah,

telah kuamankan sedapat mungkin

maniku,

kuselamat-selamatkan Islamku

kini dengan

segala milikMu ini

kuserahkan kepadaMu Allah

terimalah.



Kepala bergengsi yang terhormat ini

dengan kedua

mata yang mampu menangkap

gerak-gerik dunia,

kedua telinga

yang dapat menyadap kersik-kersik

berita,

hidung yang bisa mencium wangi parfum

hingga borok manusia,

mulut yang sanggup menyulap

kebohongan jadi kebenaran

seperti yang lain hanyalah

sepersekian percik tetes anugrahMu.



Alangkah amat

mudahnya Engkau

melumatnya Allah,

sekali Engkau

lumat terbanglah cerdikku,

terbanglah gengsiku

terbanglah kehormatanku,

terbanglah kegagahanku,

terbanglah kebanggaanku,

terbanglah mimpiku,

terbanglah hidupku.



Allah,

jika terbang-terbanglah,

sekarangpun aku pasrah,

asal menuju haribaan rahmatMu.





Di Arafah



Terlentang aku
seenaknya dalam pelukan bukit-bukit
batu bertenda langit biru,
seorang anak entah
berkebangsaan apa
mengikuti anak mataku
dan dalam
isyarat bertanya-tanya
kapan Tuhan turun?
Aku tersenyum.
Setan mengira dapat mengendarai
matahari,
mengusik khusukku apa tak melihat
ratusan ribu hati putih
menggetarkan bibir,
melepas dzikir,
menjagamu
dari jutaan milyar malaikat
menyiramkan berkat.
Kulihat diriku
terapung-apung
dalam nikmat dan sianak
entah berkebangsaan apa
seperti melihat arak-arakan
karnaval menari-nari
dengan riangnya.


Terlentang aku
satu diantara jutaan tumpukan
dosa yang mencoba menindih,
akankah
kiranya bertahan dari banjir
air mata penyesalan
massal ini


Gunung-gunung batu
menirukan tasbih kami,
pasir menghitung wirid kami
dan sianak
yang aku tak tahu
berkebangsaan apa
tertidur dipangkuanku
pulas sekali




Di Pelataran AgungMu Nan Lapang



Di pelataran agungMu

nan lapang kawanan burung merpati

sesekali sempat memunguti butir-butir

bebijian yang Engkau tebarkan

lalu terbang lagi

menggores-gores biru langit

melukis puja-puji

yang hening



Di pelataran agungMu

nan lapang aku setitik noda

setahi burung merpati menempel pada pekat

gumpalan yang menyeret warna bias kelabu

berputaran mengatur

melaju luluh dalam gemuruh

talbiah, takbir dan tahmit

Dikejar dosa-dosa

dalam kerumuman dosa

ada sebaris doa

siap kuucapkan

lepas terhanyut air mata

tersangkut di kiswah nan hitam



Di pelataran agungMu

nan lapang

aku titik-titik tahi merpati

menggumpal dalam titik noda berputaran,

mengabur, melaju, luluh

dalam gemuruh talbiah,

takbir dan tahmit

mengejar ampunan dalam lautan

ampunan

terpelanting dalam qouf dan roja.





Kaum Beragama Negeri Ini



Tuhan,
lihatlah
betapa baik kaum beragama
negeri ini
mereka terus membuatkanmu
rumah-rumah mewah
di antara gedung-gedung kota
hingga di tengah-tengah sawah
dengan kubah-kubah megah
dan menara-menara menjulang
untuk meneriakkan namaMu
menambah segan
dan keder hamba-hamba
kecilMu yang ingin sowan kepadaMu.


NamaMu mereka nyanyikan dalam acara
hiburan hingga pesta agung kenegaraan.
Mereka merasa begitu dekat denganMu
hingga masing-masing
merasa berhak mewakiliMu.


Yang memiliki kelebihan harta
membuktikan
kedekatannya dengan harta
yang Engkau berikan
Yang memiliki kelebihan kekuasaan
membuktikan kedekatannya dengan
kekuasaannya yang Engkau limpahkan.
Yang memiliki kelebihan ilmu
membuktikan
kedekatannya dengan ilmu
yang Engkau karuniakan.


Mereka yang engkau anugerahi
kekuatan sering kali bahkan merasa
diri Engkau sendiri
Mereka bukan saja ikut
menentukan ibadah
tetapi juga menetapkan
siapa ke sorga siapa ke neraka.


Mereka sakralkan pendapat mereka
dan mereka akbarkan
semua yang mereka lakukan
hingga takbir
dan ikrar mereka yang kosong
bagai perut bedug.
Allah hu akbar walilla ilham.


Gelisahku



gelisahku adalah gelisah purba

adam yang harus pergi mengembara tanpa diberitahu

kapan akan kembali

bukan sorga benar yang kusesali karena harus kutinggalkan

namun ngungunku mengapa kau tinggalkan

aku sendiri

sesalku karena aku mengabaikan kasihmu yang agung

dan dalam kembaraku di mana kuperoleh lagi kasih

sepersejuta saja kasihmu

jauh darimu semakin mendekatkanku kepadamu

cukup sekali, kekasih

tak lagi,

tak lagi sejenak pun

aku berpaling

biarlah gelisahku jadi dzikirku

Minggu, 24 Juni 2012

kebeningan by alhallaj

kebeningan







Bismillah



semua yang terjadi adalah kuasanya,

Apa yang tertulis disini adalah irodahnya.



semoga alloh selalu senantiasa menuntun kita menuju jalan haqqul iman, kebenaran dari sebuah keimanan

Bukan kebenaran pada sebuah keyakinan,keyakinan yang hanya mengacu pada sebuah nama.nama dari Tuhan kita. sebuah nama adalah sesuatu yang sama-sama

mengikat tanpa kita sadar kenapa ? karena begitu sebuah nama diberikan atau disematkan, maka mulailah sesuatu itu sudah ditentukan tempatnya

atau terbatas tempatnya, posisinya dan ini hanya berlaku di dunia saja.

tidak demikian bila kita memandang khasanah yang mengacu pada "sang maha pencipta"apakah pantas diberikan nama?

yang akhirnya membuatNya menjadi terbatas!!!.



Tanpa kita sadari peNamaan ini membuat Sang Maha ini menjadi tidak Maha lagi,karena nama adalah sebuah belenggu yang ada di dunia, karena kita melihat wujud sesuatu tersebut dan akhirnya untuk memudahkan kita,maka kita memberikannya sebuah

"nama"yang membuat kita dapat memberikan

tempat yang sesuai, ada sejarah kelahiran, dapat dianalisa bentuk kejadiannya maupun proses

terjadinya dan tentunya kita yang mengaturnya.

Apakah demikian pula dengan Sang Maha..



Sedangkan Dia adalah penguasa waktu,

tempat, dan segala kesempurnaan.apakah pantas sebuah nama atau sebutan kita sematkan padaNya.

yang akan membuatNya “terbatas” padahal Dia adalah tak Terbatas. Sekarang efek dari pemberian

nama tersebut sudah menjadikan kita lupa akan Keberadaan Dia yang Sebenarnya,untuk itulah mari kita sama-sama menuju haqikat dari sebuah nama,menafikannya dan menetapkan dzatnya yang terkandung di dalamnya (dzatulloh)



Di bawah ini Bagaimana seorang Alhallaj menguraikannya dalam kitabnya "Tawasin beliau menjelaskan maqom2 yang ada di haqiqat untuk menuju KEBENINGAN hati di hadapan dzatulloh.



Semoga bisa kita ambil hikmahnya...



Amin ya robbal alamin.





  • Hakikat itu adalah sesuatu yang sangat-sangat halus, dan sulit menguraikannya. Jalan untuk menempuhnya sempit, dan tentang jalannya itu, seorang penempuh (salik) harus mengarungi 'kobaran api' di tengah gurun yang dalam. Seorang asing (gharib) telah mengikuti jalan ini,dan menyampaikan bahwa apa yang dialaminya ada empat puluh Maqam, yaitu:


  1. Kesopansantunan ['adab],

  2. Kegentarhatian [rahab],

  3. Kejerihpayahan [nashab],

  4. Penuntutan-diri [thalab],

  5. Ketakjuban ['ajab],

  6. Peniadaan ['athab]

  7. Pemujaan [tharab],

  8. Pendambaan [syarah]

  9. Penjernihan [nazah],

  10. Kelurusan [shidq]

  11. Persahabatan [rifq]

  12. Persamaan [litq],

  13. Keberangkatan [taswih],

  14. Penghiburan [tarwih]

  15. Ketajaman [tamyiz]

  16. Penyaksian [syuhud]

  17. Keberadaan [wujud]

  18. Penghitungan ['add]

  19. Pengupayaan [kadda]

  20. Pemulihan [radda]

  21. Perluasan [imtidad]

  22. Pengolahan [i'dad]

  23. Penyendirian [infirad]

  24. Pengendalian [inqiyad]

  25. Kemauan [murad]

  26. Kehadiran [hudur]

  27. Pelatihan [riyadhah]

  28. Kehati-hatian [hiyathah]

  29. Penyesalan [iftiqad]

  30. Kedayatahanan [istilad]

  31. Pengawasan [tadabbur],

  32. Keterkejutan [tahayyur]

  33. Perenungan [tafaqqur]

  34. Kesabaran [tashabbur]

  35. Penafsiran [ta'abbur]

  36. Penolakan [rafdh]

  37. Pengoreksian [naqd]

  38. Pengamatan [ri'ayah]

  39. Pembimbingan [hidayah]

  40. Permulaan-jalan [bidayah].



  • Maqam terakhir ini adalah maqam-nya orang-orang yang Hatinya tenang dan suci(shufi)

  • Tiap maqam memiliki keadaan (hal) spiritualnya yang berbeda beda sesuai dengan kadar keimanannya masing-masing, yang sebagiannya mungkin diperoleh dan sebagian lainnya tidak.

  • Adapun sang Gharib yang telah mengharungi gurun (hakikat) dan menyeberanginya, telah mencakupnya serta memahaminya secara keseluruhan. Ia tidak memperoleh sesuatu yang lazim ataupun biasa, tidak di gunung ataupun di darat.

  • "Ketika Musa (as) menunaikan tugasnya", ia meninggalkan ummatnya karena hakikat akan merengkuhnya sebagai 'milik'-Nya. Tapi, masih juga ia berpuas dengan penerangan semu tanpa pandangan (bashirah) batin langsung, sehingga ada perbedaan antara ia dan sang Insan Kamil [Muhammad saw]. Karena itu ia (Musa as) berkata: "Siapa tahu aku dapat membawa sedikit penerangan untukmu." [Q. 20: 10]

  • Andaikan sang Pembimbing Utama puas dengan penerangan semu, bagaimana dapat seseorang yang menempuh jalan (thariqah) tidak mencukupkan dirinya dengan jejak semu.

  • Dari Semak yang Terbakar, di Bukit Sinai, apa yang kedengarannya difirmankan Semakbukanlah dari Semak atau belukarnya, tetapi (firman) Allah.


  • Dan peranan 'aku' adalah seperti 'Semak' itu.



  • Jadi, hakikat adalah 'hakikat' dan makhluk adalah 'makhluk'. Makanya buanglah sifat kemakhlukanmu, supaya kau sesuai dengan-Nya, beserta Dia -- kau pun dalam liputan hakikat.



  • 'Aku' sejati adalah subyek, dan obyek yang terurai adalah subyek dalam hakikatnya.Soalnya adalah bagaimana itu terurai.



  • Allah berfirman kepada Musa (as): "Kau bimbinglah (ummatmu) pada Bukti (al- Hujjah)," tapi bukan pada Obyeknya Bukti. Adapun bagi-Ku, Aku adalah 'Bukti' dari setiap bukti.



  • Allah membuatku melampaui apa adanya hakikat dengan kesepakatan, perjanjian, dan persekutuan. Rahasiaku adalah penyaksian (syahadah) langsung tanpa (keikutsertaan) pribadi makhlukku. Itulah rahasiaku, dan inilah hakikat.



  • Allah memfirmankan pengetahuanku melalui 'aku' dari hatiku. Dia menarikku dekat pada-Nya setelah jauh dari-Nya. Dia membuat aku menjadi Sahabat (Waly)-Nya, Dia memilih

    aku…



by:alhallaj(kitab tawasin-kematian.)



Wassalam

Kamis, 21 Juni 2012

KISAHKU

KISAHKU









"KISAHKU"



Dengarkan kisahku... .

Dengarkan, tetapi jangan menaruh belas kasihan padaku.

kerana belas kasihan menyebabkan kelemahan, padahal aku masih tegar dalam penderitaanku.



Jika kita mencintai, cinta kita bukan dari diri kita, juga bukan untuk diri kita.

Jika kita bergembira, kegembiraan kita bukan berada dalam diri kita, tapi dalam Hidup itu sendiri.

Jika kita menderita, kesakitan kita tidak terletak pada luka kita, tapi dalam hati nurani alam.



Jangan kau anggap bahawa cinta itu datang kerana pergaulan yang lama atau rayuan yang terus menerus.

Cinta adalah tunas pesona jiwa, dan jika tunas ini tak tercipta dalam sesaat, ia takkan tercipta bertahun-tahun atau bahkan dari generasi ke generasi.



Wanita yang menghiasi tingkah lakunya dengan keindahan jiwa dan raga adalah sebuah kebenaran, yang terbuka namun rahsia, ia hanya dapat difahami melalui cinta, hanya dapat disentuh dengan kebaikan, dan ketika kita mencoba untuk menggambarkannya ia menghilang bagai segumpal asap.



By"kahlil gibran

Senin, 18 Juni 2012

inspirasi

inspirasi







Bila kita menanam Padi pasti akan tumbuh padi

walaupun akan tumbuh rumput2 penganggu di sekitarnya, tetapi bila kita menanam Rumput pastinya

tidak akan tumbuh padi .

hidup ini mudah dan singkat, cuma kadang kita sendiri yang tidak bisa

menyikapinya secara bijaksana.

Kadang kita selalu melihat sesuatu yang besar dengan menomor duakan yang kecil karena seolah itu adalah

hal yang sepele, padahal tanpa kita sadari, sesuatu yang dianggap kecil adalah merupakan sebuah

permulaan dari sesuatu yang besar. semoga kita tidak pernah mengabaikan sekecil apapun sesuatu

agar kita bisa memberikan sumbangsih yang besar nantinya untuk keselamatan dan kedamaian dunia.

Selalulah belajar dari segenap pori-pori kehidupan agar tiada yang kita abaikan. bahwa ternyata semua itu

adalah sebuah kenikmatan yang telah di berikan Tuhan YME, asalkan kita mau memahami bagaimana cara menikmatinya.



1. Perencanaan.



Tidak ada satupun dari sebuah perjalanan tanpa

sebuah perencanaan dan tidak ada satupun dari

sebuah kesuksesan tanpa adanya

perencanaan.bahkan mencari dan menemukan jodoh adalah bagian dari perencanaan, karena kita sudah me-reka2 bagaimana seandainya begini dan

begitu, dan perencanaan memerlukan angan2 atau impian, bayangan sehingga otak kita bekerja maksimal

untuk memperkirakan jalan mana yang dulu di tempuh, dan sekarang bagaimana memahami polanya

sehingga nantinya segala kemungkinan yang terjadi adalah tidak terlalu melenceng dari perkiraan.

sekecil apapun itu musti direncanakan karena segala sesuatu pasti dimulai dari yg kecil.



2. Be positif,menyikapi sisi buruk



Semua orang selalu bisa menerima kalo sesuatu yang enak, atau menguntungkan terjadi pada

dirinya,tetapi apabila sebaliknya, apakah bisa di terima ?Semua rencana, harapan, kebutuhan dan keinginan tidaklah selalu berjalan sesuai dengan yang

kita inginkan, karena setiap harapan akan berbenturan dengan harapan yang lain, mulai dari cara memperoleh harapan tersebut, mengolahnya,

mendapatkannya dan menyalurkannya..semuanya berbeda, dan ini kadang tanpa di sadari membuat kita

terbelenggu dalam pola yang kita buat sendiri padahal yang terlihat buruk tidaklah seperti yang kita lihat, begitupun yang kita rasa, yang kita dengar.semuanya kadang kita melihat dari yang enak2 saja, dan kita tidak menjadikannya itu sebuah pembelajaran atau hikmah yang mungkin di belakangan hari banyak sekali gunanya .karena setiap kejadian pasti ada alasan, sebab akibat dan

manfaatnya dan mulailah belajar menyikapinya. kalo untuk yang muslim, kalo seandainya dapat

sesuatu yang nggak enak, maukah kita selalu mengucap ”Alhamdulillaahirobbill’alamiin “



3. Keinginan dan Kebutuhan



Seolah sama padahal sangat berbeda…..

Keinginan adalah sebuah kehendak jangka menengah

dan panjang yang kadang masih bisa di tunda, karena

kebanyakan adalah lebih pada pencapaian kepuasan

spesial, seperti cita2 dan tujuan akhir …..

Sedangkan Kebutuhan adalah kehendak jangka pendek

yang memang harus dan wajib terpenuhi karena

memang “butuh” artinya perhitungan waktu, uang,dan faktor lainnya sangat menunjangnya semisal

adalah “hak & kewajiban” bagaimana seseorang selalu tanpa sadar hampir setiap saat hanya berbicara

membahas dan bahkan berdoa yang isinya adalah sebuah "tuntutan"tanpa menyadari apakah

sudah melaksanakan kewajibannya atau belum, hanya karena faktor " merasa" yang dianggapnya hanya

dia saja yang punya rasa, sedang orang lain tidak.



4. Akal dan Panca indera



Tidak bisa dipungkiri sebagian besar orang yang Pintar

itu mempunyai sifat sombong dan keras kepala

karena merasa super, orang Cerdas diikuti sifat licik,

sabar dan bisa memainkan irama, dan dalam khasanah

kehidupan tidak dikenal orang bodoh, pandir…karena

semua manusia tercipta dengan dibekali otak dan

indera sebagai tempat menangkap dan mengolah

apapun yang di tangkapnya …..

Bagaimana seseorang memainkan akal dari

penangkapan indera tersebutlah yang membuat

setiap orang itu terasa berbeda, jadi keterbatasan

dan kelebihan adalah tergantung dari sudut pandang

mana kita melihatnya dan merasakannya … karena

Tuhan selalu adil dan bijaksana dalam memberikan

sesuatu pada makhlukNya … adanya kesempatan

selalu ada dikala sesempit apapun kesempitan

melanda, tinggal bagaimana kita bisa melihat, merasa,

dan menyikapinya dengan mengambil dan

memanfaatkan keadaan dan situasi itu tanpa harus

menyalahkan siapapun dan apapun itu …. apalagi

memakai Tuhan hanya untuk kepentingan sendiri,

kelompok atau golongan ….karena Tuhan punya

bersama bukan punya masing2, inilah permainan akal

dan indera yang sangat menakutkan.



5. Kehidupan adalah sebuah perjalanan



Setiap perjalanan akan membutuhkan perjuangan dan

pengorbanan untuk mencapainya, dan yang perlu

disadari adalah bahwa ‘ dunia ini tidak akan berhenti

berputar hanya untuk melihat kita menangis,

bersedih, bahagia, sengsara, atau bercanda bahkan kaya atau miskin sekalipun ‘

Sebuah kenyataan memang terkadang pahit dan getir untuk dirasakan,

tetapi ini hanyalah sebuah ketertundaan untuk kita

yang tetap mau berusaha dan berdoa, karena bila

hanya berdoa saja, ini sama saja kita tidak

menghargai Tuhan yang sudah meminjamkan

kesempurnaanNya pada kita untuk menunjukkan

kebesaran dan kehebatanNya …. dan bila hanya

berusaha tanpa doa, sama saja kita tidak menyadari

bahwa semua yang ada di jagad raya ini hanya berupa

“pinjaman” semata…karena kalo ama Tuhan saja lupa

apalagi ama yang lain…..



6. Sebuah…..keluhan vs keikhlasan



Adalah wajar saja kadang kita mengeluh karena masih

punya “rasa”, tetapi kadang dalam kita berdoa atau

sembahyang, sholat, atau beribadah selalu kita tanpa

sadari terucap entah dalam hati atau terucap di mulut

tentang sebuah bahasa ketidak terimaan akan

sesuatu yang kita alami atau orang lain alami ……

Sampai dimana sebebtulnya standar keihklasan itu…

kadang orang menganggap adalah sebuah perihal

kepasrahan tanpa usaha dan inilah yang membuat

kadang orang terlalu sabar sehingga memperhatikan

orang lain dan melupakan diri sendiri atau

memberikan sesuatu dengan pamrih atau bahkan

karena menganggap orang lain bersalah maka tidak

perlu dibantu. Padahal ikhlas adalah sebuah kemurnian

tanpa campuran bagaimana kita bertingkah laku,

bertindak dengan batasan yang kita mampu untuk

berbuat demi memberikan rasa selamat, keselamatan,

menyelamatkan dan terselamatkan dengan

didasarkan kebesaran cinta Ilahi.



7. Kaya dan Sukses,serta Adil dan Bijaksana



Ini sudah menjadi keharusan …

karena bagaimana seseorang akan memberikan

contoh, panutan dan bahkan harus membantu

sesamanya, bagaimana bisa terjadi kalo dia sendiri

tidak mempunyai sesuatu yang akan dia berikan…

karena sudah merupakan kodrat manusia untuk

menjadi pemimpin di bumi …

Dalam menjalani hidup ini memang di butuhkan 3 unsur untuk kita bisa berusaha dan 1 unsur sebagai

pedoman agar manusia sadar akan tindakannya,

Yaitu"

a. Akal pikiran

b. Tenaga

c. Uang

d. Hati



Dengan memberdayakan salah satu unsur saja, asal di

barengi dengan kerjanya hati maka semua akan bisa

kita lalui dengan lapang dada dan selalu terkontrol

dan memanfaatkan di jalan kebaikan yang tidak merugikan siapapun bahkan malah memberikan kebaikan, baik pada alam dan semua yang ada dialam ini



8. Kesadaran melahirkan Kesabaran.



Tidak ada kesadaran berarti tidak akan melahirkan apa2 Dengan sadar terhadap hakikat diri, akan membuat setiap manusia dapat berpikir tentang bagaimana membuat sesuatu yang baik dan lebih baik dan tidak

memandang apa, siapa, dimana, kapan.

Seandainya Tuhan membeda2kan makhluknya mungkin kita boleh2 saja mengikuti seperti itu, tetapi Tuhan adalah Maha Adil, Bijaksana dan Sempurna,berarti tidak ada sedikit cacatpun didalamnya.jadi pantaskah manusia sebagai makhluk yang paling

sempurna berbuat sesuatu yang hina dan tercela padahal manusia di ciptakan agar sebagai pemimpin di bumi ini .pengertiannya adalah yang mau memimpin dirinya sendiri, memberi contoh, panutan dan mengayomi dan membimbing dan akhirnya berbagi pada sesama manusia, saling memberi saling menerima bukan hanya memberi tidak pernah menerima, atau menerima terus tidak pernah memberi .



9. Cermin diri cermin kehidupan



Setiap hari, setiap saat selalu kita temui gambaran di sekitar kita, tetapi kadang kita tidak menyadarinya bahwa itu bisa sebagai bahan pembelajaran dan

kadang cuek saja atau malah tanpa disadari karena hanya sebuah kepentingan kita malah membela yang

salah.bagaimana kadang kita mengasihani orang lain padahal mungkin harusnya sebaliknya, karena kadang kita memandang diri kita ini terlalu berlebih.sehingga yang lain kita anggap kurang .



10. Menjadi sebuah Samudera



Bagaimana sebuah samudera menjadi sebuah ajang

muara yang menyeramkan kelihatannya…ada

bangkai, tumpahnya minyak, berbagai kotoran, tetapi ada juga keindahan yang memang letaknya di kedalaman samudera tersebut, dan tanpa kita sadari

di kedalaman itu suasananya lebih indah, tenang sedangkan di pinggir pantai biasanya hanya kotoran yang kita temui.Bagaimana sebuah samudera menjadi penetralisir.semuanya di terima dengan lapang dada, tanpa penolakan sedikitpun dan kemudian diolahnya

sehingga bisa berguna untuk semua makhluk hidup yang memerlukannya, walau kadang kalau samudera sedang bergolak siapapun akan ngeri melihatnya dan berharap tidak akan terjadi apa2 tetapi ternyata sebegitu ganasnya tetapi samudera bisa memberikan penghidupan untuk semua makhluk yang membutuhkannya.semua yang masuk kedalamnya akan tawar.dan ikut dalam hukum prosesnya dan diolahnya menjadi sebuah sesuatu yang berguna dan bermanfaat.

Bagaimana dari makhluk yang paling indah sampai ganas di tampungnya dan di berinya kehidupan,bahkan manusia yang kadang merugikannya juga tidak di gubrisnya malah banyak di bantunya Inilah seharusnya sebuah kehidupan



11. Mengakui dan Menerima



Sikap inilah yang selalu sulit sekali kita

lakukan kebanyakan hanya di mulut saja tetapi ndak nyampe ke arah keikhlasan atau ketulusan,

karena kadang kita mengakui hanya karena biar dilihat orang lain, jadi ada pamrihnya padahal

dengan sikap menerima dan mengakui ini kita bisa jadikan bentuk pembelajaran dan mulai menggapai kesadaran akan introspeksi ke kedalaman diri akan menyikapi sebuah masalah atau persoalan dan menyelesaikannya.



12. Menghadapi sebuah Kenyataan



Sampai kapan kita akan lari, sampai dimana bisa dihindari kadang kita merasa aman dengan berlari

atau menghindarinya, padahal tanpa disadari, ini seperti bola salju yang setiap langkahnya menghimpun

tenaga dan kekuatan penghancurnya semakin besar jadi mumpung masih kecil mending diselesaikan

dulu, daripada merusak buah lainnya.



13. Menjadi Guru dan Murid buat diri sendiri



Paling sulit dilakukan bahkan oleh guru sekalipun Jadi tidak ada manusia yang sempurna kecuali dia sudah menyadari siapa dirinya, karena hanya pemenanglah yang tau apa dan dimana kelemahannya sehingga dia bisa berbenah dan memberdayakannya

dan bukan malah menutupinya sehingga membuatnya seolah tidak ada



14. Selaras dan seimbang



Semua dijagad raya ini mempunyai sifat

ganda kecuali Sang Maha Pencipta hanya dia yang mempunyai sifat ganjil, makanya Dialah Yang Maha Esa Dari sifat ganda inilah semuanya berawal, sehingga semuanya ada sebab akibat, awal akhir, hulu hilir, lahir

batin, hidup mati, baik buruk, besar kecil, kaya miskin,bahagia sengsara, tua muda, dll.inilah keadaan di

dunia yang serba relatif, semuanya ada batasan,sifatnya terbatas dan saling membatasi. Disinilah di butuhkan kesadaran dalam menyikapi perjalanan kehidupan, bahwa apapun yang kita lakukan haruslah

seimbang, karena bagaimanapun jasad atau raga kita selalu menghendaki sesuatu didunia ini untuk hidupnya karena adanya hawa & nafsu

yang menempel dalam raga, sedangkan kadang kita melupakan adanya ruh atau nyawa yang mesti juga di pelihara dan harus memancarkan sinar ilahiah Nya agar dapat membelenggu atau menundukkan kehendak raga agar langkahnya tidak membabi buta dan menimbulkan kesengsaraan nantinya.Semuanya di dunia ini sudah tersedia dan tinggal menggunakan dan memanfaatkannya dengan benar

dan baik, yang tujuannya adalah untuk kemaslahatan dan kebaikan untuk seluruh penghuni bumi, janganlah

mengambil tanpa memberi, janganlah memberi tanpa menerima karena ini akan menimbulkan ketidak seimbangan dan pasti akan ber-efek negatif baik untuk diri sendiri maupun orang lain dulu Rasulullah Muhammad SAW Al Mustafa bersabda"

Jangan engkau terlalu cinta pada sesuatu, siapa tahu lain waktu engkau akan di kecewakannya, dan

janganlah engkau terlalu membenci sesuatu, siapa

tahu di lain waktu engkau membutuhkannya "
segala sesuatunya letakkanlah sesuai tempatnya dan sesuai

porsinya .Tuhan itu Maha Baik dan selalu Maha Pengasih dan Penyayang buktinya sampai sekarang tidak pernah ada manusia atau siapapun di dunia ini

yang di ‘marahi’ oleh Nya malah selalu semuanya si kasih gratisan, walaupun tingkah lakunya selalu

mengecewakan semua kerusakan yang ada di dunia adalah sebab dan akibat dari perbuatan dan tingkah laku manusia itu sendiri, dan bukan dari Tuhan ini yang banyak tidak disadari oleh kita karena merasa selama ini Tuhan Maha Baik.





Sumber:samudra hening

lirik lagu vierra-kesepian

Lirik dan mp3 Vierra –Kesepian



vierra-kesepian



judul:Kesepian

band: vierra



dimana kamu dimana, di sini, bukan

kemana kamu kemana, ke sini, bukan

katanya pergi sebentar, ternyata lama

tahukah aku sendiri menunggu kamu



reff1"

jangan kau pergi lagi aku tak mau sendiri

temani aku tuk sebentar saja

agar aku tak kesepian

katanya pergi sebentar,ternyata lama

tahukah aku sendiri menunggu kamu'



reff2"

jangan janji-janji terus

aku tak mau kau bohong

temani aku tuk sebentar saja agar aku tak kesepian



repeat reff



Download lagunya: download lagu vierra kesepian mp3



atau download lebih banyak:DISINI

Minggu, 17 Juni 2012

puisi jalaudin rumi"cahaya dan bayangan"

syair jalaludin rumi



alt='puisi-syair-jalaludin-rumi'
title='jalaludin-rumi' width='250'
height='302'/>



Cahaya dan bayangan



Tak mungkin suatu semesta terpisah dari semesta-semesta lainnya.

Tidak mungkin basah terpisah dari air, suatu langkah dari gerakan lainnya. Takkan padam nyala api dengan api lainnya.



wahai anakku, hatiku berdarah karena Cinta , jangan bersihkan darahku dengan darah yang lain.Hanya matahari yang mampu enyahkan bayangan.

Matahari memanjangkan dan memendekkan bayangan"carilah kuasa ini dari Sang Matahari.



Kalaupun ribuan tahun kau coba hindari, pada akhirnya, kan kau dapati bayangan senantiasa bersamamu. Yang melayanimu adalah dosa- dosamu, yang menolongmu adalah sakitmu, nyala lilinmu adalah kegelapanmu, pencarian dan jelajahmu dari jerat rantaimu.



Hal ini kan kujelaskan, hanya jika telah kuat hatimu sebab jika remuk kristal-gelas hatimu, takkan pernah ia pulih. Mestilah engkau miliki, dan sandingkan keduanya,cahaya dan kegelapan. dengarkanlah anakku, bersujudlah dalam-dalam di hadapan Pohon TaQwa.



Ketika dari Pohon Rahmat-Nya, Dia tumbuhkan untukmu sayap dan bulu, jadilah sesenyap merpati, jangan mendekur. Ketika seekor katak masuk kedalam air, sang ular tak dapat mendengarnya tapi saat ia menguak, ular jadi tahu dimana ia berada.



Walaupun sang katak berusaha menipu, dengan mendesis menirukan ular, suara aslinya yang parau tetap terdengar. Sang katak hanya dapat selamat jika menutup mulut, dan diam di sudut bahkan sebutir gandum pun, jika ia bisa diam di sudut, berubah jadi harta-karun. Ketika sebutir gandum berubah menjadi harta-karun, takkan ia lenyap ditelan bumi jiwa, yang bagai sebutir gandum, berubah menjadi harta-karun, ketika ia mencapai khazanah Hu.



Apakah kuakhiri kata-kata ini disini, atau kuperas lagi, Engkau lah, Sang Pemilik Sabda, yang tentukan; Wahai Rajaku, siapalah hamba ini.



By"Jalaludin rumi

Minggu, 10 Juni 2012

Kumpulan puisi kahlil gibran.

kumpulan puisi kahlil gibran



Judul : Pikiran dan Samadi

by:kahlil gibran



alt='puisi-puisi-cinta-kahlil-gibran'
title='puisi-kahlil-gibran' width='280'
height='260'/>



PIKIRAN DAN SAMADI

Hidup menjemput dan melantunkan kita dari satu tempat ke tempat lain

Nasib memindahkan kita dari satu tahap ke tahap lain.



Dan kita yang diburu oleh keduanya, hanya mendengar suara yang mengerikan, dan hanya

melihat sosok yang menghalangi dan merintangi jalan kita.



Keindahan menghadirkan dirinya dengan duduk di atas singgasana keagungan,tapi kami mendekatinya atas dorongan Nafsu,merenggut mahkota

kesuciannya, dan mengotori busananya dengan tindak laku durhaka.



Cinta lewat di depan kita, berjubahkan kelembutan tapi kita lari

ketakutan, atau bersembunyi dalam kegelapan, atau ada pula yang malahan

mengikutinya, untuk berbuat kebusukan atas namanya.



Meski orang yang paling bijaksana terbungkuk karena memikul beban Cinta,

tapi sebenarnya beban itu seringan pawana riang Lebanon.

Kebebasan mengundang kita pada mejanya agar kita menikmati makanan lezat

dan anggurnya tapi bila kita telah duduk menghadapinya, kita pun makan

dengan lahap dan rakus.



Tangan Alam menyambut hangat kedatangan kita, dan menawarkan pula agar

kita menikmati keindahannya tapi kita takut akan keheningannya, lalu

bergegas lari ke kota yang ramai, berdesak-desakan seperti kawanan kambing

yang lari ketakutan oleh serigala garang.

Kebenaran memanggil-manggil kita di antara tawa anak-anak atau ciuman

kekasih, tapi kita menutup pintu keramahan baginya, dan menghadapinya bagaikan musuh.



Hati manusia menyeru pertolongan jiwa manusia memohon pembebasan tapi kita tidak mendengar teriak mereka, karena kita tidak membuka telinga dan

berniat memahaminya. Tapi orang yang mendengar dan memahaminya malahan

kita sebut gila lalu kita tinggalkan.



Malampun berlalu, hidup kita lelah dan kurang waspada, sedang hari pun

memberi salam dan merangkul kita. Tapi di siang dan malam hari, kita senantiasa ketakutan.

Kita amat terikat pada bumi, sedangkan gerbang Tuhan terbuka lebar.



Kita menginjak-injak roti Kehidupan, sedangkan kelaparan menggerogoti hati

kita. Sungguh betapa budiman Sang Hidup terhadap Manusia, namun betapa

jauh Manusia meninggalkan Sang Hidup.



Karya : kahlil gibran" Suara Sang Guru"