Minggu, 15 Juli 2012

kematian sang pecinta

kematian sang pecinta











Para pecinta,

yang dengan ikhlas

mati dari diri mereka sendiri

mereka bagaikan gula

di hadapan Sang Kekasih.



Pada Hari Perjanjian

mereka minum Air Kehidupan

sehingga matinya jiwa mereka

tak seperti kematian orang lain.




Karena mereka telah dibangkitkan dalam Cinta,

kematian mereka tak seperti

orang kebanyakan.



Dengan kelembutan-Nya

mereka telah melampaui tingkat para malaikat

sama sekali tak bisa kematian mereka

dibandingkan dengan orang kebanyakan.



Apakah kau sangka Singa mati bagai anjing,

jauh dari hadirat-Nya?



Ketika para pecinta mati di tengah Jalan,

Sang Raja Ruhaniah berlari menyambut.



Ketika mereka mati di kaki Sang Rembulan

mereka menyala bagaikan Matahari.



Jiwa para pecinta sejati itu bersatu

mereka mati dalam saling mencintai.



Derai embun Cinta membasuh jantung mereka,

mereka sampai pada kematian

dengan hati berdarah-darah.



Setiap mereka,

mutiara yatim tiada tara,

tidaklah mereka mati di sisi ayah-ibunya.



Para pecinta terbang menembus lelangit,

para pembangkang terpanggang dalam Api.



Para pecinta terpana menatap yang tak-terlihat,

selain mereka, semua mati dalam buta-tuli.



Sepanjang hidupnya, para pecinta ketakutan,

karenanya mereka berjaga menghidupkan malam

kini mereka mati tanpa takut atau bahaya.



Mereka yang disini memuja dunia,

hidup bagaikan ternak,

dan akan mati seperti keledai.



Mereka yang hari ini mendamba wajah-Nya,

akan mati berbahagia,

gembira dengan apa yang mereka lihat.



Sang Raja menempatkan mereka

di sisi Rahmat-Nya

mereka tak mati dengan hina.



Mereka yang meneladan kebajikan Muhammad,

akan mati bagai Abu Bakar atau Umar.



Jiwa-jiwa mereka sama sekali tak tersentuh

kematian ataupun kehancuran.



Bahkan kudendangkan ode ini

kepada mereka yang menyangka

jiwa-jiwa mereka telah mati.



by:jalaludin rumi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar