Minggu, 10 Juni 2012

Kumpulan puisi kahlil gibran.

kumpulan puisi kahlil gibran



Judul : Pikiran dan Samadi

by:kahlil gibran



alt='puisi-puisi-cinta-kahlil-gibran'
title='puisi-kahlil-gibran' width='280'
height='260'/>



PIKIRAN DAN SAMADI

Hidup menjemput dan melantunkan kita dari satu tempat ke tempat lain

Nasib memindahkan kita dari satu tahap ke tahap lain.



Dan kita yang diburu oleh keduanya, hanya mendengar suara yang mengerikan, dan hanya

melihat sosok yang menghalangi dan merintangi jalan kita.



Keindahan menghadirkan dirinya dengan duduk di atas singgasana keagungan,tapi kami mendekatinya atas dorongan Nafsu,merenggut mahkota

kesuciannya, dan mengotori busananya dengan tindak laku durhaka.



Cinta lewat di depan kita, berjubahkan kelembutan tapi kita lari

ketakutan, atau bersembunyi dalam kegelapan, atau ada pula yang malahan

mengikutinya, untuk berbuat kebusukan atas namanya.



Meski orang yang paling bijaksana terbungkuk karena memikul beban Cinta,

tapi sebenarnya beban itu seringan pawana riang Lebanon.

Kebebasan mengundang kita pada mejanya agar kita menikmati makanan lezat

dan anggurnya tapi bila kita telah duduk menghadapinya, kita pun makan

dengan lahap dan rakus.



Tangan Alam menyambut hangat kedatangan kita, dan menawarkan pula agar

kita menikmati keindahannya tapi kita takut akan keheningannya, lalu

bergegas lari ke kota yang ramai, berdesak-desakan seperti kawanan kambing

yang lari ketakutan oleh serigala garang.

Kebenaran memanggil-manggil kita di antara tawa anak-anak atau ciuman

kekasih, tapi kita menutup pintu keramahan baginya, dan menghadapinya bagaikan musuh.



Hati manusia menyeru pertolongan jiwa manusia memohon pembebasan tapi kita tidak mendengar teriak mereka, karena kita tidak membuka telinga dan

berniat memahaminya. Tapi orang yang mendengar dan memahaminya malahan

kita sebut gila lalu kita tinggalkan.



Malampun berlalu, hidup kita lelah dan kurang waspada, sedang hari pun

memberi salam dan merangkul kita. Tapi di siang dan malam hari, kita senantiasa ketakutan.

Kita amat terikat pada bumi, sedangkan gerbang Tuhan terbuka lebar.



Kita menginjak-injak roti Kehidupan, sedangkan kelaparan menggerogoti hati

kita. Sungguh betapa budiman Sang Hidup terhadap Manusia, namun betapa

jauh Manusia meninggalkan Sang Hidup.



Karya : kahlil gibran" Suara Sang Guru"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar